Prinsip
penatalaksanaan anemia defisiensi besi adalah mengetahui faktor penyebab dan
mengatasinya serta memberi terapi penggantian dengan preparat besi. Pemberian
preparat Fe dapat secara peroral atau parenteral.
1. Terapi Oral
Senyawa zat besi yang sederhana dan diberikan
peroral adalah ferous glukonat, fumarat, dan suksinat dengan dosis harian 4-6
mg/kg/hari besi elemental diberikan dalam 2-3 dosis.
Penyerapan akan lebih baik jika lambung kosong,
tetapi ini akan menimbulkan efek samping pada saluran cerna. Efek samping yang
dapat terjadi adalah iritasi gastrointestinal, yang dapat menyebabkan rasa
terbakar, nausea dan diare. Oleh karena itu pemberian besi bisa saat makan atau
segera setelah makan, meskipun akan mengurangi absorbsi obat sekitar 40-50%.
Preparat besi harus terus diberikan selama 2 bulan setelah anemia pada
penderita teratasi.
2. Terapi parental
sangat efektif, tetapi beresiko besar dan mahal.
Terapi ini hanya untuk pasien dengan indikasi berikut:
1.
Intoleransi
terhadap pemberian besi oral
2.
Kepatuhan
terhadap obat yang rendah
3.
Gangguan
pencernaan (seperti colitis ulseratif) yang dapat kambuh jika diberikan besi
oral
4.
Penyerapan besi
terganggu, seperti pada gastrektomi
5.
Keadaan dimana kehilangan
banyak darah sehingga tidak cukup dikompensasi dengan pemberian besi oral
6.
Kebutuhan besi
yang besar dalam waktu pendek, seperti pada kehamilan trimester ketiga atau
sebelum operasi
7.
Defisiensi besi
fungsional relative akibat pemberian eritropetin pada anemia gagal ginjal
kronik atau anemia akibat penyakit kronik
3. Terapi Transfusi
Transfusi sel-sel darah merah atau darah lengkap,
jarang diperlukan dalam penanganan anemia defisiensi Fe, kecuali bila terdapat
pula perdarahan, anemia yang sangat berat atau yang disertai infeksi yang dapat
mempengaruhi respon terapi. Secara umum untuk penderita anemia berat.
No comments:
Post a Comment