Tahap –Tahap
a. Tahap – tahap
seleksi diantaranya :
1.
Seleksi surat lamaran
2.
Wawancara awal
3.
Ujian tertulis, pemeriksaan psikologis,wawancara.
4.
Penilaian akhir
5.
Pemberitahuan dan wawancara akhir.
b.
Jenis-jenis Penempatan :
© Promotion, terjadi ketika pegawai dipindahkan dr suatu jabatan ke
posisi lain yang lebih tinggi dlm hal gaji, tanggung jawab dan atau tingkat
jabatan di perusahaan.
© Transfer, terjadi ketika pegawai dipindahkan dr suatu jabatan
posisi yang relatif sama dalam hal gaji, tanggung jawab atau tingkat jabatan di
perusahaan.
© Demosi, terjadi ketika
pegawai dipindahkan dari suatu jabatan ke posisi yg lebih rendah. Berhub dg
pelanggaran disiplin, kenerja yg krg
baik, dll.
© Separation, merupakan keputusan yg memisahkan antara
individu/pegawai dan perusahaan/organisasi. Beberapa macam separasi : cuti
(meninggalkan pekerjaan sementara krn alasan kesehatan,kel,rekreasi), atrisi
((pengunduran diri,pensiun,kematian), layoffs ( pemisahan krn alasan bisnis
atau ekonomi), termination ( pemisahan secara permanen krn berbagai alasan)
c.
Proses penempatan yg optimal akan terjadi bila didukung oleh 2 faktor :
1.Jumlah posisi yang tersedia
2.Jumlah pelamar yang tersedia untuk mengisi
posisi tsb.
d. Penjelasan Tahap - tahap
♫ Tes-tes Penerimaan
Tes-tes penerimaan sangat berguna untuk mendapatkan
informasi yang relatif obyektif tentang pelamar yang dapat dibandingkan dengan
para pelamar lainnya dan para karyawan sekarang. Tes-tes penerimaan merupakan
berbagai peralatan bantu yang menilai kemungkinan padunya antara kemampuan,
pengalaman dan kepribadian pelamar dan persyaratan jabatan.
Agar tes dapat meloloskan para pelamar yang tepat,
maka ia harus valid. Validitas berarti bahwa skor-skor tes mempunyai hubungan
yang berarti (signifikan) dengan prestasi kerja atau dengan kriteria-kriteria
relevan lainnya.
Ada bermacam-macam jenis tes penerimaan. Setiap tipe
tes mempunyai kegunaan yang terbatas, dan mempunyai tujuan yang berbeda. Secara
ringkas, berbagai tipe tes dapat diuraikan sebagai berikut:
1.
Tes-tes Psikologis (Psychological Test)
Tes kecerdasan (intelligence test) à Yang menguji
kemampuan mental pelamar dalam hal daya pikir secara menyeluruh dan logis.
Tes kepribadian (personality test) à Dimana hasilnya akan
mencerminkan kesediaan bekerja sama, sifat kepemimpinan dan unsur-unsur
kepribadian lainnya.
Tes bakat (aptitude test) à Yang mengukur
kemampuan potensial pelamar yang dapat dikembangkan
Tes minat (interest test) à Yang mengatur
antusiasme pelamar terhadap suatu jenis pekerjaan.
Tes prestasi (achievement test) à Yang mengukur
kemampuan pelamar sekarang
1.
Tes-tes Pengetahuan (Knowledge Tests)
Yaitu bentuk tes yang menguji informasi atau
pengetahuan yang dimiliki para pelamar. Pengetahuan yang diujikan harus sesuai
dengan kebutuhan untuk melaksanakan pekerjaan
2.
Performance Tes
Yaitu bentuk tes yang mengukur kemampuan para pelamar
untuk melaksanakan beberapa bagian pekerjaan yang akan dipegangnya. Sebagai
contoh, tes mengetik untuk calon pengetik.
♫ Wawancara
Seleksi
Wawancara
seleksi adalah percakapan formal dan mendalam yang dilakukan untuk mengevaluasi
hal yang dapat diterima atau tidak (acceptability) seorang pelamar. Pewawancara
(interviewer) menganalisis dua pertanyaan umum. Dapatkah pelamar melaksanakan
pekerjaan? Bagaimana kemampuan pelamar dibandingkan dengan pelamar lain?
Wawancara
mempunyai tingkah fleksibilitas tinggi, karena dapat diterapkan baik terhadap
para calon karyawan manajerial atau operasional, berketerampilan tinggi atau
rendah, maupun staf. Teknik ini juga memungkinkan pertukaran informasi dua arah
: pewawancara mempelajari pelamar, dan sebaliknya pelamar mempelajari
perusahaan.
Wawancara
seleksi mempunyai dua kelemahan utama : reliabilitas dan validitas.
Bagaimanapun juga teknik wawancara penting dilakukan dalam proses seleksi
karena efektivitasnya dapat dipercaya dan mempunyai fleksibilitas.
1. Proses
Wawancara
Persiapan
pewawancara. Kegiatan persiapan ini mencakup penentuan sasaran wawancara,
pengembangan berbagai pertanyaan spesifik yang akan diajukan dalam proses
wawancara, penetapan tipe wawancara dan format pertanyaan, serta pengenalan
awal tentang pelamar dengan mempelajari blanko lamaran. Disamping itu,
pewawancara harus mampu menjelaskan tugas-tugas pekerjaan, standar prestasi,
upah dan tunjangan-tunjangan lain, dan bidang-bidang pekerjaan lainnya.
Pengarahan.
Setelah wawancara dimulai, pewawancara perlu menciptakan hubungan yang relaks
dengan pelamar dan suasana yang “enak”. Tanda kondisi ini pewawancara mungkin
tidak memperoleh gambaran yang lengkap dan jelas tentang potensi pelamar.
Pertukaran
Informasi. Inti proses wawancara adalah pertukaran informasi. Untuk membantu
menciptakan hubungan, banyak pewawancara mulai dengan bertanya kepada pelamar
bila ada pertanyaan-pertanyaan yang ingin diajukan. Ini menimbulkan komunikasi
dua arah dan memungkinkan pewawancara mulai untuk mengajukan
pertanyaan-pertanyaan kepada pelamar.
Terminasi.
Bila waktu wawancara yang tersedia habis, pewawancara perlu memberi isyarat
bahwa wawancara akan segera diakhiri, dalam hal ini sekali lagi komunikasi non
verbal sangat berguna.
Evaluasi.
Segera setelah wawacara berakhir, pewawancara harus mencatat jawaban-jawaban
tertentu dan kesan-kesan umum mengenai pelamar. Penilaian ini dapat menggunakan
catatan yang telah disiapkan secara standar. Penggunaan catatan atau daftar
standar akan meningkatkan reliabilitas wawancara sebagai teknik seleksi.
2. Kesalahan-kesalahan
Wawancara
Ada berbagai
penyebab kesalahan atau perangkap dalam proses wawancara. Kegagalan untuk
mengatasi penyebab-penyebab kesalahan wawancara akan menurunkan efektivitas
wawancara. Berbagai bentuk kesalahan wawancara secara terinci dapat dijelaskan
sebagai berikut:
Halo Effect
Kesalahan ini
terjadi bila pewawancara menggunakan informasi terbatas tentang pelamar untuk
berprasangka dalam evaluasi terhadap karakteristik-karakteristik lain pelamar.
Contoh, seorang pelamar yang mempunyai senyuman menarik (apalagi kalau cantik
atau ganteng) dan simpatik diperlakukan sebagai calon unggul sebelum wawancara
dimulai.
Leading Questions
Kesalahan ini
akibat pewawancara mengirimkan “telegram” jawaban yang diinginkan dengan cara
memberi arah pertanyaan-pertanyaan wawancara.
Personal
Biases
Kesalahan ini
merupakan hasil prasangka pribadi pewawancara terhadap kelompok-kelompok
tertentu.
Dominasi
Pewawancara
Kesalahan ini
akibat pewawancara menggunakan waktu wawancara untuk “membual” kepada pelamar,
menyombongkan keberhasilan, atau melakukan percakapan sosial.
♫ Pemeriksaan
Referensi
Bagaimana tipe
pelamar? Apakah pelamar adalah pekerja yang dapat dipercaya? Bagaimana
sifat-sifat atau kepribadian pelamar? Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan ini,
departemen personalia menggunakan berbagai referensi.
Personal
references-tentang karakter pelamar-biasanya diberikan oleh keluarga atau
teman-teman terdekat yang ditunjuk oleh pelamar sendiri atau diminta
perusahaan. Bila referensi diserahkan secara tertulis, pemberi referensi
biasanya hanya menekankan hal-hal positif. Oleh karena itu, referensi pribadi
pada umumnya jarang digunakan.
Employment
references. Mencakup latar belakang atau pengalaman kerja pelamar. Banyak
spesifikasi personalia bersikap skeptis terhadap referensi-referensi tersebut,
karena dalam kenyatannya organisasi sangat jarang untuk mendapatkan referensi
yang benar.
♫ Evaluasi Medis
Proses seleksi
ini mencakup pemeriksaan kesehatan pelamar sebelum keputusan penerimaan
karyawan dibuat. Pada umumnya, evaluasi ini mengharuskan pelamar untuk
menunjukkan informasi kesehatannya. Pemeriksaan dapat dilakukan oleh dokter
diluar perusahaan maupun oleh tenaga medis perusahaan sendiri. Evaluasi medis
memungkinkan perusahaan untuk menekan biaya perawatan kesehatan karyawan dan
asuransi jiwa, mendapatkan karyawan yang memenuhi persayaratan kesehatan fisik
untuk pekerjaan-pekerjaan tertentu, atau memperoleh karyawan yang dapat
mengatasi stress fisik dan mental suatu pekerjaan.
♫ Wawancara
Atasan Langsung
Atasan
langsung (penyelia) pada akhirnya merupakan orang yang bertanggungjawab atas
para karyawan baru yang diterima. Oleh karena itu, pendapat dan persetujuan
mereka harus diperhatikan untuk keputusan penerimaan final. Penyelia sering
mempunyai kemampuan untuk mengevaluasi kecakapan teknis pelamar dan menjawab
pertanyaan-pertanyaan dari pelamar tentang pekerjaan tertentu secara lebih
tepat. Atas dasar ini banyak organisasi yang memberikan wewenang kepada
penyelia untuk mengambil keputusan penerimaan final.
Komitmen para
penyelia pada umumnya akan semakin besar bila mereka diajak berpartisipasi
dalam proses seleksi. Partisipasi mereka paling baik diperoleh melalui
supervisory interview. Dengan mengajukan serangkaian pertanyaan, penyelia
menilai kecakapan teknis, potensi, kesediaan bekerjasama, dan seluruh kecocokan
pelamar. Wawancara ini berguna sebagai suatu cara efektif untuk meminimumkan
pertukaran karyawan, karena karyawan telah dapat memahami perusahaan dan
pekerjaannya sebelum mereka mengambil keputusan untuk bekerja pada perusahaan.
♫ Keputusan
Penerimaan
Apakah
diputuskan oleh atasan langsung atau departement personalia, keputusan
penerimaan menandai berakhirnya proses seleksi. Dari sudut pandangan hubungan
masyarakat (public relations), para pelamar lain yang tidak terpilih harus
diberitahu. Departemen personalia dapat mempertimbangkan lagi para pelamar yang
ditolak untuk lowongan-lowongan pekerjaan lainnya karena mereka telah melewati
berbagai macam tahap proses seleksi.
♫ Hasil Seleksi
dan Umpan Balik
Hasil akhir
proses seleksi adalah orang yang diterima sebagai karyawan baru. Bila
masukan-masukan seleksi diperhatikan dengan seksama dan langkah-langkah dalam
proses seleksi diikuti secara benar, maka para karyawan baru akan merupakan
sumber daya manusia yang produktif. Dan karyawan produktif adalah bukti paling
baik suatu proses seleksi yang efektif.
Untuk
mengevaluasi baik karyawan baru maupun proses seleksi diperlukan umpan balik.
Umpan balik ini mungkin mencakup informasi tentang kepuasan karyawan,
perputaran dan absensi, prestasi kerja, kegiatan serikat kerja, atau sikap
penyelia. Umpan balik yang konstruktif diperoleh melalui diperoleh melalui
serangkaian pertanyaan tertentu. Bagaimana karyawan baru menyesuaikan diri
dengan organisasi? Bersikap terhadap pekerjaan? Terhadap karier dimana
pekerjaan merupakan salah satu komponen? Dan akhirnya, bagaimana karyawan
melaksanakan pekerjaan? Jawaban-jawaban untuk masing-masing pertanyaan tersebut
memberikan umpan balik tentang karyawan baru dan proses seleksi.
No comments:
Post a Comment