Monday, April 19, 2010

Raspon Imun dan Keberhasilan Imunisasi

Respon imun/ Respon tubuh terhadap masuknya benda asing dibagi menjadi dua yaitu :
a. Primer
   Adalah respon imun yang terjadi pada pajanan pertama kalinya dengan antigen. Antibody yang terbentuk dari respon imun primer kebanyakan adalah IgM dengan titer yang lebih rendah di banding dengan respon imun sekunder, demikian pula afinitasnya.

b. Sekunder
   Antibodi yang terbentuk terutama adalah IgG dengan titer dan afinitas lebih tinggi dari pada respon imun primer karena sel memori yang terbentuk pada respon imun primer akan cepat mengalami transformasi blast, proliferasi dan diferensiasi menjadi sel plasma yang menghasilkan antibody. Respon imun sekunder diterapkan dengan memberikan vaksin berulang.

KEBERHASILAN IMUNISASI
Keberhasilan imunisasi tergantung dari:

a Status imun penjamu
   Kekebalan vaksinasi memerlukan maturasi imunologik. Pada bayi neonatus fungsi makrofag masih kurang, fungsi sel T (T Supresor) relative lebih menonjol dibandingkan dengan bayi atau anak karena fungsi imun masa intra uterin lebih di tekankan pada toleransi dan hal ini dapat terlihat pada saat bayi baru lahir. Pembentukan antibody spesifik terhadap antigen tertentu masih kurang di bandingkan anak. Maka bila imunitas diberikan sebelum bayi berumur 2 bulan jangan lupa memberikan imunisasi ulangan.
   Status imun mempengaruhi pula hasil imunisasi. Individu yang mendapat obat imunosupresan, menderita defisiensi imun sekunder seperti penyakit keganasan. Demikian pula individu yang menderita penyakit sian gstemik seperti campak, tuberculosis akan mempengaruhi keberhasilan imunitas. Keadaan gizi buruk akan menurunkan fungsi sel system imun seperti makrofag dan limfosit. Imunitas seluler menurun dan imunitas humoral spesifitasnya rendah. Meskipun kadar globulin normal atau tinggi, immunoglobulin yang terbentuk tidak dapat mengikat antigen dengan baik karena terdapat kekurangan asam amino yang dibutuhkan untuk sintesis antibody. Kadar komplemen juga berjurang dan mobilisasi makrofag berkurang, akibatnya respon terhadap vaksin atau toksoid berkurang.

b Genetik penjamu
   Interaksi sel imun di pengaruhi oleh variabilitas genetic. Secara genetic respon imun manusia dapat dibagi atas respon baik, cukup dan rendah terhadap antigen tertentu, maka tidak heran bila kita menemukan keberhasilan vaksin yang tidak 100%.

c Kualitas dan Kuantitas vaksin
   Vaksin adalah mikroorganisme atau toksoid yang di ubah sedemikian rupa sehingga patogenitas atau toksisitasnya hilang tetapi masih tetap mengandung sifat antigenitas. Faktor kualitas dan kuantitas vaksin seperti pemberian, dosis, frekuensi pemberian dan jenis vaksin.
a) Cara pemberian vaksin
   Akan mempengaruhi respon yang timbul. Misalnya vaksin polio oral akan menimbulkan imunitas lokal disamping sistemik, sedangkan vaksin polio parenteral akan memberikan imunitas sistemik saja.
b) Dosis vaksin
   Terlalu tinggi atau terlalu rendah juga mempengaruhi respon imun yang terjadi. Dosis terlalu tinggi akan menghambat respon imun yang diharapkan, sedang dosis yang terlalu rendah tidak merangsang sel-sel imunokompeten.
c) Frekuensi pemberian
   Juga mempengaruhi respon imun yang terjadi. Sebagimana telah kita ketahui, respon imun sekunder menimbulkan sel efektor aktif lebih cepat, lebih tinggi produksinya, dan afinitasnya lebih tinggi. Disamping frekuensi, jarak pemberianpun akan mempengaruhi respon imun yang terjadi. Bila pemberian vaksin berikutnya diberikan pada saat kadar antibody spesifik yang masih tingggi, maka antigen yang masuk segera dinetralkan oleh antibody spesifik yangi masih tinggi sehingga tidak sempat merangsang sel imunokompeten. Bahkan dapat terjadi apa yang dinamakan reaksi Arthus, yaitu bengkak kemerahan di daerah suntikan antigen akibat pembentukan kompleks antigen-antibodi lokal sehingga terjadi peradangan lokal. Karena itu pemberian ulang (booster) sebaiknya mengikuti apa yang dianjurkan sesuai dengan hasil uji klinis.

d) Jenis vaksin
Vaksin hidup akan menimbulkan respon imun lebih baik dibandingkan vaksin mati atau yang inaktivasi (killer atau anactivatid) atau bagian (komponen) dari mikroorganisme. Rangsangan sel Tc memori membutuhkan suatu sel yang terinfeksi, karena itu di butuhkan vaksin hidup.

No comments: