Penyakit malaria merupakan penyakit infeksi dengan kematian sekitar 1 juta orang/tahun. Disebabkan oleh parasit jenis protozoa dari golongan/genus Plasmodium. Dari genus Plamodium terdapat 4 spesies yang dapat menyebabkan penyakit pada manusia yaitu Plasmodium falcifarum, Plasmodium vivax, Plasmodium malariae dan Plamodium ovale. Pada umumnya, Plasmodium falcifarum dan Plasmodium vivax merupakan yang paling sering ditemukan. Sedangkan Plasmodium malariae dan Plasmodium ovale dijumpai pada Indonesia bagian timur seperti Papua, Maluku dan sekitarnya.
Ada beberapa bentuk manifestasi penyakit malaria, antara lain :
- Malaria tertiana, disebabkan oleh Plasmodium vivax, dimana penderita merasakan demam muncul setiap hari ketiga.
- Malaria quartana, disebabkan oleh Plasmodium malariae, penderita merasakan demam setiap hari keempat.
- Malaria serebral, disebabkan oleh Plasmodium falciparum, penderita mengalami demam tidak teratur dengan disertai gejala terserangnya bagian otak, bahkan memasuki fase koma dan kematian yang mendadak.
- Malaria pernisiosa, disebabkan oleh Plasmodium vivax, gejala dapat timbul sangat mendadak, mirip Stroke, koma disertai gejala malaria yang berat.
Salah satu cara untuk mendiagnosa adanya penyakit malaria adalah dengan menemukan parasit dalam darah melalui pemeriksaan sediaan darah tebal dan tipis.
Keuntungan dari sediaan darah tebal digunakan adalah karena sediaannya lebih tebal sehingga parasit lebih mudah ditemukan tetapi sediaan ini tidak baik digunakan untuk identifikasi spesies Plamodium sp. Cara pembuatannya adalah :
1. Teteskan kl 5ul darah (whole blood) ke objek glass. Buat lingkaran diameter 1-2cm. Sediaan yang baik adalah bagian tebal ditengah dan menipis kebagian pinggir. Biarkan kering.
2. Siapkan campuran reagen giemsa (1 giemsa : 20 air). Teteskan pada sediaan darah tebal, biarkan 15-30 menit. Untuk perbandingan dan waktu pewarnaan tergantung pada kondisi reagen giemsa.
3. Bilas dengan hati-hati. Keringkan. Sediaan yang baik adalah berwarna biru kemerahan dan sisa-sisa eritrosit yang ada terlepas
4. Amati dengan mikroskop. Sediaan darah tebal yang baik adalah dalam 1 lapang pandang pada perbesaran 10x100 ditemukan 10-20 sel leukosit
5. Karena tidak difiksasi maka sel eritrosit akan lisis, sel leukosit menjadi tidak khas sehingga akan berpengaruh pada morfologi parasit. Itu sebabnya sediaan ini hanya digunakan untuk menemukan parasit saja.
Sediaan darah tipis digunakan untuk identifikasi parasit karena morfologi yang ada lebih bagus dibanding sediaan darah tebal yang tidak di fiksasi. Tetapi karena penyebaran sel-selnya sedikit maka parasit yang ditemukan lebih sedikit dibandingkan sediaan darah tebal. Cara pembuaran:
1. Teteskan 5 ul darah pada objek glass. Dengan bantuan cover glass dibuat hapusan. Hapusan yang baik adalah tidak melebar sampai ketepi objek glass, menyerupai lidah, tidak berlemak. Biarkan kering
2. Teteskan dengan metanol untuk fiksasi. Teteskan dengan campuran giemsa (1 giemsa : 20 air) biarkan 15-30 menit. Untuk perbandingan dan waktu pewarnaan tergantung pada kondisi reagen giemsa.
3. Bilas dengan hati-hati. Keringkan. Sediaan yang baik adalah berwarna biru kemerahan dan tidak ada bagian yang terlepas.
4. Amati dengan mikroskop. Sediaan yang baik adalah sel eritrosit berwarna merah dan tidak bertumpuk, limposit berwana biru tua.
5. Karena di fiksasi maka morfologi sel yang ada menjadi lebih bagus dibanding sediaan darah tebal
Pelaporan hasil
Berdasarkan jumlah
[-] Negatif : Bila tidak ditemukan parasit
[+] Positif : Ditemukan 1-10/100lpb (lapang pandang besar, perbesaran 10x100)
[+]2 Positif : Ditemukan 11-100/100lpb
[+]3 Positif : Ditemukan 1-10/lpb
[+]4 Positif : Ditemukan 11-100/lpb
Star in the sky : Ditemukan >100/lpb sehinggan menyerupai bintang dilangit
Berdasarkan jenis parasit
F : Ditemukan ring Plasmodium falcifarum
Fg : Ditemukan gamet Plasmodium falcifarum
F+g : Ditemukan ring dan gamet plasmodium falcifarum
V : Ditemukan Plamodiuum vivax segala morfologi
Mix : Ditemukan 2 atau lebih spesies plamodium
1 comment:
thank's infonya ya.....
Post a Comment