Friday, December 16, 2011

Pemeriksaan Agregasi Trombosit


Uji agregasi trombosit dilakukan untuk mengukur kemampuan trombosit saat berlekatan satu sama lain ketika bercampur dengan agen pengagregasi, seperti kolagen, ADP atau ristosetin. Uji ini dilakukan untuk mendeteksi abnormalitas fungsi trombosit dan untuk membantu mendiagnosis defisiensi trombosit herediter. Peningkatan kecenderungan pendarahan terjadi akibat penurunan waktu agregasi trombosit. Pemeriksaan agregasi trombosit bertujuan mendeteksi abnormalitas fungsi trombosit. Agregasi trombosit dapat terjadi melalui perangsangan yang berasal dari dinding pembuluh darah yang terluka (kolagen), system koagulasi (thrombin), stimulasi trombosit (bahan yang keluar dari reaksi pelepasan), hormon dalam plasma (adrenalin). Agregasi trombosit memegang peranan penting dalam patogenesis trombosis akut pada Penyakit Jantung Koroner (PJK), stroke, dan penyakit arteri perifer. Agregasi trombosit dapat menstimulasi beberapa agonis yang mempengaruhi reseptornya, termasuk ADP, epinefrin, kolagen, dan trombin. Komponen seluler yang mempengaruhi agregasi trombosit dimediasi oleh ikatan fibrinogen dengan reseptor glikoprotein (GP) IIb/IIIa trombosit.

Ada beberapa indikasi pemeriksaan Agregasi trombosit, antara lain :
1. Membantu menegakkan diagnosis gangguan hemostasis karena defek fugsi trombosis, baik yang bersifat kongenital maupun akuisita,
2. Memonitor pemberian obat anti trombosis,
3. Memonitor secara periodik penderita-penderita dengan resiko trombosis, seperti DM dan obesitas. 

Spesimen
Bahan pemeriksaan berupa 9 mL darah yang dimasukkan dalam tabung sitrat yang telah berisi 1 mL Na sitrat 3,2% berasal dari subyek yang melakukan pemeriksaan kesehatan. Darah sitrat disentrifus untuk mendapatkan platelet rich plasma (PRP) dan platelet poor plasma (PPP). Dan Reagen yang digunakan yaitu Reagen ADP (Adenosine Diphosphat).

Nilai Rujukan
Dewasa: agregasi dalam waktu 3 sampai 5 menit

Persiapan Sampel
1. Pasien dipuasakan 8-10 jam
2. Pasien sebaiknya tidak mengkonsumsi obat-obatan yang dapat mempengaruhi tes, seperti kortikosteroid, aspirin, antihistamin, penisilin, dll sekurang-kurangnya 10 hari sebelum tes.

Metode Pemeriksaan
Metoda Turbidimetri

Alat dan Bahan

1. Alat yang digunakan adalah 1 set agregometer Chrono-Log yang terdiri dari agregometer model 490 Chrono-Log recorder model 707, komputer Windows-based PC with Pentium/compatible processor.
2. Kuvet Cat. No. P/N 312.
3. Stir Bar Cat. No. P/N 313.
4. Tabung sitrat vakum yang berisi 1 mL Na-sitrat 3,2%(Vaquette) digunakan untuk pemeriksaan agregasi trombosit
5. Tabung clot activator 7 mL (Vaquette) yang dipakai untuk pemeriksaan kimia klinik
6. Tabung K3EDTA (Vaquette) yang digunakan untuk pemeriksaan hematologi rutin
7. Sentrifus swing rotor untuk mendapatkan PRP dan PPP.
8. Pipet volumetrik 5 mL untuk melarutkan ADP.
9. Cup Eppendorf 500 μL untuk menyimpan larutan ADP.
10. Pipet otomatik 500 μL untuk memindahkan PRP dan PPP.
11. Pipet semiotomatik variable 10-100 μL untuk pengenceran reagen ADP.
12. Stopwatch.

Prinsip Pemeriksaan
Trombosit mengalami aktivasi segera setelah penambahan agonis kemudian berikatan dengan fibrinogen dan mengalami agregasi. Absorban cahaya sampel yang terbaca oleh alat berbanding lurus dengan agregasi trombosit. Jumlah dan rata-rata tergantung pada reaktivitas trombosit terhadap penambahan agonist seperti ADP, yang dipengaruhi oleh banyak variabel seperti suhu, jumlah trombosit, dan kecepatan pencampuran sampel dan reagen. Perubahan absorban akan dimonitor dan digambarkan dalam bentuk grafik. 

Cara Kerja
1. Pembuatan platelet rich plasma (PRP) dan platelet poor plasma (PPP).
Platelet Rich Plasma (PRP) yaitu Darah pasien sebanyak 9,0 mL dimasukan dalam tabung vakum sitrat vaquette yang telah berisi 1 mL Na sitrat 3,2%. Darah tersebut disentrifus 1000 rpm selama 15 menit atau 100 g selama 15 menit.
Plasma yang diperoleh adalah PRP, kemudian dipindahkan ke dalam penampung plastik. Jumlah trombosit PRP harus 200.000-300.000/uL. Jika jumlah trombosit <100.000/uL sulit untuk melakukan setting optical baseline.
Platelet poor plasma (PPP)Sisa darah dalam tabung sitrat yang telah dipisahkan PRPnya, disentrifus lagi 3500 rpm selama 15 menit atau 2400 g selama 20 menit. Plasma yang diperoleh adalah PPP, kemudian dimasukkan 500 μL ke dalam kuvet pemeriksaan. Plasma untuk PPP adalah plasma dari pasien yang sama dengan PRP.
2. Pedoman pemeriksaan
a. Nyalakan alat, tunggu sampai suhu incubation wells pada alat mencapai suhu 37°C. Siapkan PRP dan PPP. Masukkan lima kuvet ke dalam lubang incubation wells, 4 kuvet diisi dengan PRP sebanyak 500 μL dan 1 kuvet sebagai blanko diisi dengan PPP sebanyak 500 μL.
b. Empat kuvet yang telah berisi 500 μL PRP dimasukkan sebutir magnet yang berfungsi sebagai pengaduk.
c. Kelima kuvet tersebut diinkubasi selama 3 menit pada suhu 37°C dalam incubation wells. Satu kuvet yang telah berisi PPP dan stir bar dipindahkan ke lubang optical chamber, kemudian PPP set switc ditekan ke angka 1. Setelah itu 4 kuvet yang berisi PRP secara berurutan dimasukkan ke lubang optical chamber PRP kemudian tombol stirrer dijalankan, inkubasi kelima kuvet tersebut selama 3 menit.
d. Penetapan setting optical baseline, untuk menentukan batas atas transmisi 100 % dengan PPP dan batas bawah transmisi 0 % dengan PRP. Masukkan reagen ADP kedalam kuvet yang telah berisi PRP. Pada Layar Komputer akan tampak grafik dari keempat hasil agregasi trombosit dengan warna yang berbeda


Faktor yang dapat mempengaruhi temuan laboratorium :
- Kemoterapi dan sinar X dapat menurunkan hitung trombosit,
- Pengaruh obat (lihat pengaruh obat),
- Penggunaan darah kapiler menyebabkan hitung trombosit cenderung lebih rendah,
- Pengambilan sampel darah yang lamban menyebabkan trombosit saling melekat (agregasi) sehingga jumlahnya menurun palsu,
- Tidak segera mencampur darah dengan antikoagulan atau pencampuran yang kurang adekuat juga dapat menyebabkan agregasi trombosit, bahkan dapat terjadi bekuan,
- Perbandingan volume darah dengan antikoagulan tidak sesuai dapat menyebabkan kesalahan pada hasil :
☼ Jika volume terlalu sedikit (= EDTA terlalu berlebihan), sel-sel eritrosit mengalami krenasi, sedangkan
trombosit membesar dan mengalami disintegrasi.
☼ Jika volume terlalu banyak (=EDTA terlalu sedikit) dapat menyebabkan terbentuknya jendalan yang
berakibat menurunnya jumlah trombosit.
- Penundaan pemeriksaan lebih dari 1 jam menyebabkan perubahan jumlah trombosit


No comments: