Pagi ini aku mulai bersiap untuk melakukan aktifitas harianku mengudara di angkasa luas mencari makan untuk burung kecilku yang sudah memekik menahan lapar. Tapi entah mengapa setiap kali akan meninggalkannya, ia selalu menatapku dengan matanya yang mengharap.
”ibu..., mau kemanakah dirimu? Tegakah engkau meninggalkanku di sarang sendirian?”
Pertanyaan itu yang selalu terlontar dimulut kecilnya di setiap pagiku.
”duhai permata hatiku...., ibumu ini pergi untuk mencarikanmu sesuap makan agar engkau bisa tumbuh dan berkembang tak kalah dengan burung kecil lainnya, doakan ibu ya nak...” pintaku seraya meninggalkannya pergi.
Ia masih menatapku sembari merajuk sampai kumenghilang di rerimbunan pohon.
Oh anakku.... andai engkau tau, Ibu tak ingin meninggalkanmu barang sejenak. Ibu ingin selalu berada di sampingmu, ingin mengajarimu banyak hal tentang dunia, ingin melihatmu belajar berdiri walau tertatih, ingin bernyanyi bersamamu, ingin mengajarimu terbang mengitari danau nan indah di hadapan sarang kita. Bahkan ibu tak ingin jauh darimu walau sedetik. Tapi hidup penuh perjuangan, anakku. Kenyataan menghendaki ibu untuk membantu ayahmu mencari persediaan makan buat kita di musim dingin.
Ibu sedih harus menitipkanmu terus-menerus kepada ibu gagak. Jika ia sedang sibuk ibu titipkan engkau kepada ibu merpati atau ibu perkutut begitu seterusnya setiap pagi hingga petang. Sehingga sekarang yang ibu rasakan engkau terkadang seperti gagak, terkadang engkau seperti merpati dan terkadang engkau berpolah seperti perkutut. Engkau menjadi jauh dan semakin jauh. Engkau tak mengiraukan ibu.......hiks!
Oh anakku! Apakah ini salah ibu, tidak mengajarmu dikala engkau terjaga, namun hanya sebagai teman dikala tidurmu?
Tidak! Anakku, engkau adalah Nuri! Burung nuri yang rupawan. Pandai menari dan terbang meliuk-liuk dengan irama yang indah.
Hari ini hari ibu, namun engkau tak bergeming. Engkau malah asyik bercengkrama dengan ibu gagak, ibu merpati dan ibu perkutut.
Nuri kecilku, jangan hukum ibu karena sering meninggalkanmu. Dengan apa harus kutebus kasih sayang itu...? dengan apa harus kutebus hari-hari yang terlewatkan itu?
No comments:
Post a Comment