Terjadinya anemia defisiensi besi sangat ditentukan oleh
kemampuan absorpsi besi, diet yang mengandung
besi, kebutuhan besi yang meningkat dan jumlah yang hilang.
Penurunan cadangan zat besi biasanya dijumpai pada bayi dan remaja
dimana merupakan masa terbanyak penggunan zat besi untuk pertumbuhan. Neonatal
yang lahir dari perempuan dengan defisiensi besi jarang sekali anemia tetapi
memang memiliki cadangan zat besi yang rendah.
Kebutuhan zat besi yan g
sangat tinggi pada laki-laki dalam masa pubertas dikarenakan peningkatan volume darah, massa otot dan myoglobin. Pada
wanita kebutuhan zat besi setelah menstruasi sangat tinggi karena jumblah darah
yang hilang, rata-rata 20mg zat besi tiap bulan, akan tetapi pada beberapa
individu ada yang mencapai 58mg. Tambahan beban akibat kehilangan darah karena
parasit seperti cacing tambang menjadikan defisiensi zat besi suatu masalah dengan
proporsi yang mengejutkan.
Defisiensi besi
merupakan penyebab utama anemia di dunia. Khususnya terjadi pada wanita usia
subur, karena kehilangan darah sewaktu menstruasi dan peningkatan kebutuhan
besi selama hamil.
Penyebab lain
defisiensi besi adalah :
1. Asupan besi yang tidak cukup misalnya pada bayi yang
diberi makan susu belaka sampai usia antara 12-24 bulan dan pada individu
tertentu yang hanya memakan sayur- sayuran saja
2. Gangguan absorpsi seperti setelah gastrektomi.
3. Kehilangan darah yang menetap seperti pada perdarahan
saluran cerna yang lambat karena polip, neoplasma, gastritis varises esophagus,
makan aspirin dan hemoroid.
Anemia defisiensi Fe merupakan hasil akhir keseimbangan negatif Fe yang
berlangsung lama. Bila keseimbangan besi ini menetap akan menyebabkan cadangan
besi terus berkurang. Terdapat 3 tahap defisiensi besi, yaitu :
1. Iron depletion
Ditandai dengan cadangan besi menurun atau tidak ada
tetapi kadar Fe serum dan Hb masih normal. Pada keadaan ini terjadi peningkatan
absorpsi besi non heme.
2. Iron deficient erythropoietin/iron limited
erythropoiesis
Pada keadaan ini
didapatkan suplai besi yang tidak cukup untuk menunjang eritropoiesis. Pada
pemeriksaan laboratorium didapat kadar Fe serum dan saturasi transferin menurun
sedangkan TIBC dan FEP meningkat.
3. Iron deficiency anemia
Keadaan ini
merupakan stadium lanjut dari defisiensi Fe. Keadaan ini ditandai dengan
cadangan besi yang menurun atau tidak ada, kadar Fe serum rendah, saturasi
transferin rendah, dan kadar Hb atau Ht yang rendah
No comments:
Post a Comment