Thursday, March 22, 2012

Terapi Anemia Defisiensi Besi


Prinsip penatalaksanaan anemia defisiensi besi adalah mengetahui faktor penyebab dan mengatasinya serta memberi terapi penggantian dengan preparat besi. Pemberian preparat Fe dapat secara peroral atau parenteral.

1. Terapi Oral
Senyawa zat besi yang sederhana dan diberikan peroral adalah ferous glukonat, fumarat, dan suksinat dengan dosis harian 4-6 mg/kg/hari besi elemental diberikan dalam 2-3 dosis.
Penyerapan akan lebih baik jika lambung kosong, tetapi ini akan menimbulkan efek samping pada saluran cerna. Efek samping yang dapat terjadi adalah iritasi gastrointestinal, yang dapat menyebabkan rasa terbakar, nausea dan diare. Oleh karena itu pemberian besi bisa saat makan atau segera setelah makan, meskipun akan mengurangi absorbsi obat sekitar 40-50%. Preparat besi harus terus diberikan selama 2 bulan setelah anemia pada penderita teratasi.
2. Terapi parental
sangat efektif, tetapi beresiko besar dan mahal. Terapi ini hanya untuk pasien dengan indikasi berikut:
1.        Intoleransi terhadap pemberian besi oral
2.        Kepatuhan terhadap obat yang rendah
3.        Gangguan pencernaan (seperti colitis ulseratif) yang dapat kambuh jika diberikan besi oral
4.        Penyerapan besi terganggu, seperti pada gastrektomi
5.        Keadaan dimana kehilangan banyak darah sehingga tidak cukup dikompensasi dengan pemberian besi oral
6.        Kebutuhan besi yang besar dalam waktu pendek, seperti pada kehamilan trimester ketiga atau sebelum operasi
7.        Defisiensi besi fungsional relative akibat pemberian eritropetin pada anemia gagal ginjal kronik atau anemia akibat penyakit kronik
3. Terapi Transfusi
Transfusi sel-sel darah merah atau darah lengkap, jarang diperlukan dalam penanganan anemia defisiensi Fe, kecuali bila terdapat pula perdarahan, anemia yang sangat berat atau yang disertai infeksi yang dapat mempengaruhi respon terapi. Secara umum untuk penderita anemia berat.

No comments: