Saturday, January 15, 2011

Penyebab Penyakit Tetanus

   Clostridium tetani adalah bakteri anaerob Gram positif batang. Organisme ini ditemukan di dalam tanah, khususnya tanah yang diberi pupuk, dan dalam saluran usus dan kotoran berbagai hewan. Clostridium tetani tidak menghasilkan lipase maupun lesitin, tidak memecah protein dan tidak memfermentasikan sakarosa dan glukosa juga tidak menghasilkan gas H2S. Bakteri ini menghasilkan gelatinase dan indol positif.
Klasifikasi Ilmiah
Kingdom        : Bacteria
Divisio            : Firmicutes
Kelas             : Clostridia
Orde              : Clostridiales
Famili             : Clostridiaceae
Genus            : Clostridium
Spesies          : Clostridium tetani
   Selama pertumbuhan vegetatif, organisme ini tidak dapat bertahan dengan adanya oksigen dan sensitif terhadap panas. Bakteri ini menghasilkan spora terminal yang bentuknya menyerupai raket tenis atau stik drum. Spora Clostridium tetani sangat kuat karena mereka tahan terhadap panas dan antiseptik. Clostridium tetani menghasilkan dua eksotoksin, yaitu tetanolysin dan tetanospasmin. Tetanolysin tidak diketahui fungsinya sedangkan tetanospasmin adalah neurutoksin yang menyebabkan manifestasi klinis tetanus. Tetanospasmin didistribusikan dalam sistem darah dan limfatik host. Dosis minimal yang menyebabkan kematian pada manusia diperkirakan 2,5 nanogram per kilogram berat badan.
   Tetanus adalah toksemia akut yang disebabkan bakteri Clostridium tetani yang berhasil masuk ke dalam luka yang menyediakan kondisi yang menguntungkan bagi pertumbuhannya. Penyakit ini menyerang sistem syaraf pusat. Ciri khas dari tetanus adalah adanya kontraksi otot disertai rasa sakit, terutama otot leher kemudian diikuti dengan otot-otot seluruh badan. Masa inkubasi tetanus umumnya antara 3 – 12 hari, namun dapat akut 1 – 2 hari dan kadang lebih dari satu bulan; makin pendek masa inkubasi makin buruk prognosisnya. Terdapat hubungan antara jarak tempat masuk kuman C. tetani dengan susunan syaraf pusat, dengan interval antara terjadinya luka dengan permulaan penyakit; makin jauh tempat invasi, masa inkubasi makin panjang. 50 % kematian biasanya terjadi akibat kegagalan fungsi pernafasan.
   Manifestasi klinis tetanus disebabkan ketika toksin tetanus masuk ke sistem syaraf pusat. Pengaruh toksin adalah menghalangi pelepasan neurotransmiter inhibisi (glisin dan asam amino butirat-gamma) di celah sinaptik, yang diperlukan untuk menghambat impuls syaraf. Hal ini menyebabkan kontraksi otot dan kejang dimana mula-mula yang terjadi adalah sardonicus risus (senyum kaku), trismus (umumnya dikenal sebagai “rahang kunci”), dan opisthotonus (kaku, melengkung kembali). Pasien juga mungkin mengalami demam, banyak berkeringat, denyut nadi cepat, gelisah, dan kejang otot. Kebisingan dan cahaya dapat menyebabkan kejangpada seseorang dengan tetanus. Tetanus tidak menular dari orang ke orang dan merupakan penyakit yang bisa dicegah melalui vaksinasi. Infeksi Clostridium tetani tidak mengakibatkan kekebalan tetanus, dan vaksinasi tetanus harus diberikan segera setelah pasien stabil.
   Diagnosis tetanus ditegakan berdasarkan gejala-gejala klinik yang khas. Secara bakteriologi biasanya tidak diharuskan karena sukar sekali mengisolasi Clostridium tetani dari luka penderita, yang kerap kali sangat kecil dan sulit dikenali kembali oleh penderita. Diagnosis tetanus dapat diketahui dari pemeriksaan fisik pasien sewaktu istirahat, berupa:
1. Gejala klinik
Kejang tetanic, tismus, dan risus sardonicus
2. Adanya luka yang mendahuluinya. Luka adakalanya sudah dilupakan.
3. Kultur: C. tetani positif
4. Laboratorium: SGOT, CPK meninggi serta dijumpai myoglobinuria


Pengobatan penyakit ini dapat dilakukan sebagai berikut:
1. Antibiotika
Antibiotika yang diberikan berupa peniciline. Bila sensitif terhadap peniciline, obat dapat diganti dengan tetrasiklin. Antibiotika ini hanya bertujuan untuk membunuh bentuk vegetatif dari Clostridium tetani, bukan untuk toksin yang dihasilkannya.
2. Antitoksin
Antitoksin dapat digunakan Human Tetanus Immunoglobulin (TIG) dengan dosis 3000 – 6000 U, satu kali pemberian saja.
3. Tetanus Toksoid
Pemberian Tetanus Toksoid (TT) yang pertama, dilakukan bersamaan dengan pemberian antitoksin. Tetapi, pada tempat yang berbeda dengan alat suntik yang berbeda pula. Pemberian TT harus dilanjutkan sampai imunisasi dasar terhadap tetanus selesai.
4. Antikonvulsan
Penyebab utama kematian pada tetanus adalah kejang yang hebat beserta komplikasinya. Dengan penggunaan obat-obatan sedatif/muscle relaxans, diharapkan kejang dapat diatasi.

No comments: