Monday, May 4, 2009

Apa yang Terjadi Bila Kuman Masuk Kedalam Tubuh?

   Kuman/benda asing dapat masuk ke dalam tubuh melalui sistem integumen, mata, telinga serta saluran respirasi dan pencernaan. Apabila patogen masuk ke dalam tubuh, maka tubuh akan memberikan reaksi berupa perlawanan yang dilakukan dengan respon imun non spesifik seperti: sel makrofag dan cairan limfa dimana cairan limfatik mengalir melalui sistem limfatik yang berfungsi juga dalam sirkulasi sistem imun seluler. Kemudian sel makrofag mefagositosis mikroba ukuran besar.


1. Sel makrofag
   Sel makrofag merupakan sel khusus yang bersifat fagositosik terhadap “invaders” yang masuk ke dalam tubuh. Sel makrofag sendiri berasal dari struktur sel hati, limfa, dan sumsum merah dan bersirkulasi dalam cairan antar sel. Apabila terjadi infeksi maka monosit melalui kapiler akan masuk ke dalam jaringan penghubung menuju lokasi infeksi. Kemudian monosit berubah menjadi makrofag dan mefagositosis patogen.


2. Neutrofil
   Pertahanan sel, juga dilakukan oleh sel neutrofil. Sel neutrofil adalah sel darah putih yang bekerja seperti makrofag menelan dan membunuh bakteri dengan cara fagositosis. Kemudian neutrofil mengeluarkan cairan kimia yang dapat membunuh bakteri lain yang berada disekitarnya.

3. Natural killer cells
   Natural killer sel tidak membunuh dengan fagositosis, melainkan menyerang sel target yang telah terinfeksi. Mekanisme pembunuhan dengan cara memasukkan porifirin ke sel target yang membuat lubang pada membran sel target, memasukkan air pada sel target yang membuat sel target pecah.
Natural killer cell (NK cell) bertugas membunuh sel yang terinfeksi oleh bakteri/virus, sel kanker, dan sel tumor. Dimana untuk melawan kanker bisa dengan jalan memperbanyak NK cell.

4. Sistem pertahanan kimiawi
   Cara lain dari pertahanan seluler yang efektif adalah dengan sistem complement system yang terdiri kira-kira 20 protein yang berbeda yang beredar bebas di cairan plasma darah. Protein-protein tersebut membentuk agregat dan merusak dinding sel bakteri dan fungi dengan cara membuat lubang yang membuat air masuk ke dalam sel bakteri yang membuat sel bakteri pecah.

5. Respon inflamasi
   Respon inflamasi terjadi ketika mikroba (invaders) mencoba masuk melalui kulit. Zat kimia seperti histamin dan prostaglandins menyebabkan pembuluh darah sekitar melebar, meningkatkan aliran darah yang membawa sel fagosit yang menyerang dan menelan (invaders) bakteri.

6. Limfosit
   Sel sistem imun adaptif adalah tipe spesial leukosit yang disebut limfosit. Sel B dan sel T adalah tipe utama limfosit dan berasal dari sel batang hematopoietik pada sumsum tulang. Sel B ikut serta pada imunitas humoral, sedangkan sel T ikut serta pada respon imun selular.

   Baik sel B dan sel T membawa molekul reseptor yang mengenali target spesifil. Sel T mengenali target bukan diri sendiri, seperti patogen, hanya setelah antigen (fragmen kecil patogen) telah diproses dan disampaikan pada kombinasi dengan reseptor "sendiri" yang disebut molekul major histocompatibility complex (MHC). Terdapat dua subtipe utama sel T: sel T pembunuh dan sel T pembantu. Sel T pemnbunuh hanya mengenali antigen dirangkaikan pada molekul kelas I MHC, sementara sel T pembantu hanya mengenali antigen dirangkaikan pada molekul kelas II MHC. Dua mekanisme penyampaian antigen tersebut memunculkan peran berbeda dua tipe sel T. Yang ketiga, subtipe minor adalah sel T γδ yang mengenali antigen yang tidak melekat pada reseptor MHC.
   Reseptor antigel sel B adalah molekul antibodi pada permukaan sel B dan mengenali semua patogen tanpa perlu adanya proses antigen. Tiap keturunan sel B memiliki antibodi yang berbeda, sehingga kumpulan resptor antigen sel B yang lengkap melambangkan semua antibodi yang dapat diproduksi oleh tubuh.

- Sel T pembunuh
   Sel T pembunuh adalah sub-grup dari sel T yang membunuh sel yang terinfeksi dengan virus (dan patogen lainnya), atau merusak dan mematikan patogen. Seperti sel B, tiap tipe sel T mengenali antigen yang berbeda. Sel T pembunuh diaktivasi ketika reseptor sel T mereka melekat pada antigen spesifik pada kompleks dengan reseptor kelas I MHC dari sel lainnya. Pengenalan MHC ini:kompleks antigen dibantu oleh coreseptor pada sel T yang disebut CD8. Sel T lalu berkeliling pada tubuh untuk mencari sel yang reseptor I MHC mengangkat antigen. Ketika sel T yang aktif menghubungi sel lainnya, sitotoksin dikeluarkan yang membentuk pori pada membran plasma sel, membiarkan ion, air dan toksin masuk. Hal ini menyebabkan sel mengalami apoptosis.
   Sel T pembunuh penting untuk mencegah replikasi virus. Aktivasi sel T dikontrol dan membutuhkan sinyal aktivasi antigen/MHC yang sangat kuat, atau penambahan aktivasi sinyak yang disediakan oleh sel T pembantu.

- Sel T pembantu
   Sel T pembantu mengatur baik respon imun bawaan dan adaptif dan membantumenentukan tipe respon imun mana yang tubuh akan buat pada patogen khusus. Sel tersebut tidak memiliki aktivitas sitotoksik dan tidak membunuh sel yang terinfeksi atau membersihkan patogen secara langsung, namun mereka mengontrol respon imun dengan mengarahkan sel lain untuk melakukan tugas tersebut.
   Sel T pembantu mengekspresikan reseptor sel T yang mengenali antigen melilit pada molekul MHC kelas II. MHC:antigen kompleks juga dikenali oleh reseptor sel pembantu CD4 yang merekrut molekul didalam sel T yang bertanggung jawab untuk aktivasi sel T. Sel T pembantu memiliki hubungan lebih lemah dengan MHC : antigen kompleks daripada pengamatan sel T pembunuh, berarti banyak reseptor (sekitar 200- 300) pada sel T pembantu yang harus dililit pada MHC:antigen untuk mengaktifkan sel pembantu, sementara sel T pembunuh dapat diaktifkan dengan pertempuran molekul MHC:antigen. Kativasi sel T pembantu juga membutuhkan durasi pertempuran lebih lama dengan sel yang memiliki antigen. Aktivasi sel T pembantu yang beristirahat menyebabkan dikeluarkanya sitokin yang memperluas aktivitas banyak tipe sel. Sinyak sitokin yang diproduksi oleh sel T pembantu memperbesar fungsi mikrobisidal makrofag dan aktivitas sel T pembunuh. Aktivasi sel T pembantu menyebabkan molekul diekspresikan pada permukaan sel T, seperti CD154), yang menyediakan sinyal stimulasi ekstra yang dibutuhkan untuk mengaktifkan sel B yang memproduksi antibodi.

- Sel T γδ
   Sel T γδ memiliki reseptor sel T alternatif yang opposed berlawanan dengan sel T CD4+ dan CD8+ (αβ) dan berbagi karakteristik dengan sel T pembantu, sel T sitotoksik dan sel NK. Kondisi yang memproduksi respon dari sel T γδ tidak sepenuhnya dimengerti. Seperti sel T 'diluar kebiasaan' menghasilkan reseptor sel T konstan, seperti CD1d yang dibatasi sel T pembunuh alami, sel T γδ mengangkang perbatasan antara imunitas adaptif dan bawaan.[48] Sel T γδ adalah komponen dari imunitas adaptif karena mereka menyusun kembali gen reseptor sel T untuk memproduksi perbedaan reseptor dan dapat mengembangkan memori fenotipe.
Berbagai subset adalah bagian dari sistem imun bawaan, karena reseptor sel T atau reseptor NK yang dilarang dapat digunakan sebagai reseptor pengenalan latar belakang, contohnya, jumlah besar respon sel T Vγ9/Vδ2 dalam waktu jam untuk molekul umum yang diproduksi oleh mikroba, dan melarang sel T Vδ1+ T pada epithelium akan merespon untuk menekal sel epithelial.

- Antibodi dan limfosit B
   Sel B mengidentifikasi patogen ketika antibodi pada permukaan melekat pada antigen asing. Antigen/antibodi kompleks ini diambil oleh sel B dan diprosesi oleh proteolisis ke peptid. Sel B lalu menampilkan peptid antigenik pada permukaan molekul MHC kelas II. Kombinasi MHC dan antigen menarik sel T pembantu yang cocok, yang melepas limfokin dan mengaktivkan sel B.[51] Sel B yang aktif lalu mulai membagi keturunannya (sel plasma) mengeluarkan jutaan kopi limfa yang mengenali antigen itu. Antibodi tersebut diedarkan pada plasma darah dan limfa, melilit pada patogen menunjukan antigen dan menandai mereka untuk dihancurkan oleh aktivasi komplemen atau untuk penghancuran oleh fagosit. Antibodi juga dapat menetralisir tantangan secara langsung dengan melilit toksin bakteri atau dengan mengganggu dengan reseptor yang digunakan virus dan bakteri untuk menginfeksi sel.

Adapun, macam antibodi adalah sebagai berikut:
1. IgM. Merupakan tipe pertama dari antibody yang di sekresikan selama respon primer dan bekerja sebagai reseptor pada permukaan limfosit. Antibody ini juga berperan dalam reaksi agglination (penggumpalan).
2. IgG. Merupakan bentuk utama dari antibody dalam plasma darah dan disekresikan dalam respon sekunder.
3. IgD. Antibody ini berperan sebagi reseptor antigen pada permukaan sel B. Fungsi lain dari sel ini belum diketahui.
4. IgA. Merupakan bentuk utama dari antibody dalam sekresi eksternal. Seperti: saliva dan Air Susu Ibu.
5. IgE. Antibody ini berperan dalam pelepasan histamine dan agen lain yang mmbantu dalam perlawanan terhadap patogen. Sayangnya, antibody ini terkadang memicu terlalu banyak respon ketika antigen yang kurang berbahaya masuk ke tubuh yang menyebabkan tubuh mengeluarkan gejala alergi seperti bersin-bersin, hidung berlendir, mata berair dan timbul bercak-bercak merah di kulit.

No comments: